GADITONG MEMUDAHKAN SISWA MENGUNGKAPKAN KETRAMPILAN BERBICARA TEKS NARRATIVE LISAN

Oleh: Amin Suryati

Guru SMPN 1 Taman, Sidoarjo

 

Kemampuan mengungkapkan ketrampilan berbicara teks narrative lisan masih banyak mengalami kesulitan. Tercermin dari pengalaman penulis didalam kelas, betapa sedikitnya siswa yang berani mengungkapkan ketrampilan berbicara teks narrative lisan.  Hanya 9 siswa dari 32 siswa di kelas dapat mengungkapkan ketrampilan berbicara teks narrative lisan dengan baik atau hanya  28% saja yang memiliki kemampuan mengungkapkan ketrampilan berbicara teks narrative lisan dengan baik. Hal ini menuntut guru untuk menciptakan media pembelajaran yang menarik, sehingga dapat menghadirkan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Gadidong adalah salah satu solusi dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis mencoba menerapkan media pembelajaran sehingga siswa memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan, berkesan dan dapat mencapai tujuan belajar yang ditargetkan.

Terkait dengan pembahasan diatas maka penulis menggunakan media gaditong. Gaditong adalah kepanjangan dari gambar yang dipotong-potong. Media gaditong adalah suatu media yang berupa segala hal dalam wujud dua dimensi yang ada dilingkungan yang berbentuk potongan – potongan gambar.

Peran guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar sangat diperlukan. Guru membuat kesepakatan dengan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. Ini dimungkinkan siswa terlalu aktif dalam menggunakan media.

Apakah Ketrampilan Berbicara itu?

Dalam Suharyanti (1996:5) menjelaskan bahwa berbicara adalah suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) yang dapat dilihat (visualble) yang memanfaatkan sejumlah otot dan  jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan yang dikomunikasikan.

Menurut Haryadi dan Zamzani (1997:54), berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi sebab di dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain.

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun jarak jauh (Hafrizal 2002).

Wilking dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata dengan memanfaatkan sejumlah otot dan  jaringan otot tubuh manusia untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan melalui kalimat-kalimat dengan menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda dengan tujuan untuk berkomunikasi.

Dalam melaksanan kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara diperlukan berbagai metode pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat melaksanakan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menarik dan bervariasi mencapai hasil maksimal.

.Berdasarkan penjabaran di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada proses pembelajaran berbicara harus digunakan media pembelajaran yang tepat dengan materi diajarkan sehingga tujuan pembelajaran yang maksimal dapat dicapai.

Apakah media gaditong itu?

            Media pembelajaran adalah salah satu faktor pendukung utama yang sangat diperlukan untuk berjalannya suatu kegiatan belajar mengajar di kelas.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari  sumber secara terencana sehingga tercipta. Lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimannya dapat melakukan proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan (Munadi, 2008: 6 -7).

Menurut Hamalik (1989 :5) Media pendidikan adalah media sebagi alat komunikasi guna lebih mengeefktifkan proses belajar – mengajar.

Gaditong adalah kepanjangan dari gambar yang dipotong-potong. Media gaditong adalah suatu media yang berupa segala hal dalam wujud dua dimensi yang ada dilingkungan yang berbentuk potongan – potongan gambar. Bentuk dari media gaditong, terdiri dari 5 buah gambar berwarna yang masing – masing gambar berukuran 7,5 cm x 6 cm. Setiap gambar dipotong menjadi 6 bagian.

Dari ulasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media gaditong merupakan media gambar yang berupa serial gambar dari suatu cerita teks Narrative yang sudah dipotong-potong. Media gaditong dapat memberikan motivasi minat atau tindakan, memberikan informasi, serta dapat membantu berbagai kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Media gaditong dipilih penulis mengungkapkan keterampilan berbicara teks Narrative lisan dimana penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Taman pada kelas VIII D yang siswanya berjumlah 32 orang dengan prosedur 2 siklus.

Pada siklus 1, kelas dibagi menjadi 8 kelompok dengan masing – masing kelompok terdiri dari 4 siswa.  Masing – masing kelompok mendapatkan serial gaditong acak. Tiap kelompok menyusun gaditong menjadi urutan serial gambar yang benar. Gaditong yang telah disusun ditempel pada kertas yang telah disediakan.

Setelah kelompok menyelesaikan tugas pertama, kelompok menunjukkan hasilnya kepada guru kemudian kelompok mendapatkan tugas kedua yaitu menyusun paragraf acak menjadi suatu teks narrative yang baik. Dimana serial gambar yang telah disusun dijelaskan oleh rangkaian paragraf.

Setiap kelompok menceritakan kembali serial gaditong yang telah di susun di depan kelas. Guru bersama semua kelompok memberikan penilaian terhadap kelompok yang presentasi di depan kelas.

Refleksi I, Perlunya dilakukan peningkatan keaktifan siswa. Siswa masih ragu-ragu untuk mengungkapkan ketrampilan berbicara teks Narrative lisan Masih diperlukan respon pada siswa dan peningkatan kepercayaan diri. Kemampuan siswa dalam mengungkapkan ketrampilan berbicara teks Narrative lisan mendapatkan nilai diatas KKM (KKM 75) 15 siswa atau hanya  46 % saja yang memiliki kemampuan mengungkapkan ketrampilan berbicara teks narrative lisan dengan baik.

Pada siklus 2, dilakukan revisi pada perangkat pembelajaran yang menonjolkan keaktifan siswa. Setelah menggunakan media gaditong siswa lebih percaya diri dan senang dalam mengungkapkan ketrampilan berbicara teks Narrative lisan.

Refleksi 2, terjadi peningkatan yang signifikan dalam mengungkapkan ketrampilan berbicara teks Narrative lisan. Kemampuan mengungkapkan ketrampilan berbicara teks Narrative lisan meningkat tajam siswa dalam mendapatkan nilai diatas KKM (KKM 75) 28 siswa atau hanya  87.5 % yang memiliki kemampuan mengungkapkan ketrampilan berbicara teks narrative lisan dengan baik.

Penyajian pelajaran dengan menggunakan media gaditong di kelas VIII D SMP Negeri 1 Taman ternyata membawa dampak positif pada siswa dan guru. Hal ini dibuktikan kemampuan siswa dalam mengungkapkan ketrampilan berbicara teks narrative lisan meningkat.