PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN SHALAT WAJIB DENGAN KHUSUK

Azizah Kurniya

Guru SMP Negeri 1 Taman-Sidoarjo

Jln. Satri No 01 Ketegan –Taman

Fenomena pembelajaran keterampilan shalat yang terjadi di kelas VII-E dimana peneliti yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menunjukkan bahwa : (1) Sebagian besar peserta didik kelas VII-E enggan untuk melaksanakan shalat karena tidak tahu bacaan shalat. (2). Seperti pada proses pembelajaran shalat di kelas VII-E SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo ditemui kasus bahwa peserta didik kurang konsentrasi dalam melaksanakan shalat.(3). Dalam pembelajaran pelaksanaan shalat karena peserta didik tidak mengerti arti dari bacaan-bacaan shalat. (4). Pada saat keterampilan melaksanakan shalat hasilnya kurang memuaskan dan belum mencapai ketuntasan belajar karena nilai yang diperoleh kurang dari 6,50.

Mengingat betapa pentingnya hikmah shalat bagi peserta didik maka pengajaran shalat perlu ditingkatkan. Guru harus dapat mengajarkan shalat dengan cara yang menarik. Cara guru mengajar akan mempengaruhi cara belajar peserta didik. Dalam penelitian ini shalat wajib yang di lakukan siswa hanya shalat Dhuhur saja karena shalat Dhuhur adalah kegiatan shalat yang harus diikuti setiap hari siswa SMP Negeri 1 Taman. Untuk peningkatan kemampuan sholat wajib dengan khusyuk peserta didik kelas VII-E SMP Negeri 1 Taman-Sidoarjo digunakan metode partisipatori yaitu suatu metode yang lebih menekankan keterlibatan peserta didik secara penuh (Suyatno,2004:36). Penelitian ini hanya mengoptimalkan arti dan bacaan–bacaan dalam sholat. Selain itu, segala bentuk aktivitas guru dan peserta didik serta respon dari guru dan peserta didik juga dianalisis guna mengetahui seberapa besar keberhasilan yang dicapai.  Sejalan dengan masalah penelitian, tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan peningkatan Kemampuan sholat wajib dengan khusyuk menggunakan metode partisipatori peserta didik kelas VII E SMPN I Taman-Sidoarjo.

Dalam proses pembelajaran metode partisipatori, peserta didik lebih banyak belajar dari pengalaman.. selain itu, proses memfasilitasi proses belajar selalu terjadi variasi dan berubah dari satu situasi ke situasi lainnya sesuai dengan dinamika yang terjadi (Sudiyono,2006:65). Dalam metode partisipatori, guru bertugas secara bersinambungan menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, strategi ini menuntut guru untuk merangkaikan asosiasi, perasaan, dan pengalaman pribadi ke dalam proses pengajaran. Jadi dalam hal ini guru bukan menjadi satu-satunya sumber informasi yang paling benar sehingga terkesan menggurui. Guru hanya membimbing peserta didik menemukan informasi tersebut. Sejalan dengan itu, Suyatno (2004:37).

Kemampuan sholat wajib dengan khusyuk merupakan rangkaian rukun Islam yang kedua yang diperintahkan Allah SWT ketika Nabi Muhammad SAW melaksanakan Isro` & Mi`roj, oleh karena itu ibadah sholat mempunyai peran yang sangat penting dalam syariat Islam, sehingga disebut sholat sebagai tiang agama.

Metode

Penelitian Tindakan Kelas ini  dirancang dalam 2 siklus,masing- masing siklus terdiri dari empat tahap berawal dari refleksi ketidak keberhasilan pembelajaran menggunakan metode tertentu. Tahapan  (1) menyusun rencana tindakan dalam hal ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan metode partisipatori . (2) melaksanakan tindakan di kelas, (3) melakukan observasi tindakan, (4) melakukan refleksi.

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan teknik atau cara sebagai berikut : (1).Observasi dilakukan untuk melihat gejala yang tampak saat pembelajaran berlangsung. Gejala ini berupa tingkah laku dan peran peserta didik saat melaksanakan pembelajaran kemampuan sholat wajib dengan khusyuk. Observasi dilakukan melalui lembar observasi sebagai penuntun dalam mengamati obyek. Hasil observasi digunakan untuk membantu penulis menganalisis data kuantitatif. (2). Penilaian pembelajaran kemampuan sholat wajib dengan khusyuk didapatkan dengan cara menilai kemampuan peserta didik. Penilaian kemampuan sholat wajib dengan khusyuk dilakukan pada saat pembelajaran, juga pada saat peserta didik melaksanakan sholat dan mengartikan bacaan – bacaan yang terdapat dalam sholat di dalam kelompoknya. Engumpulan data dilakukan melalui penilaian pembelajaran yang terdiri atas engetahuan, keterampilan dan sikap sebagai data kuantitatif.

Tehnik mengolah data dilakukan secara kuantitatif yang berupa hasil belajar siswa dan kualitatif yang berasal dari hasil pengamatan pembelajaran yang dilakkukan peneliti dan dibantu oleh mitra peneliti, untuk mengetahui konsistensi atau keajegan guru melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang disusun. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas VII-E sedang tempat penelitiannya di SMP Negeri 1 Taman.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dengan pertimbangan bahwa setelah melalui siklus kedua, hasil penelitian sudah menunjukkan peningkatan melebihi target yang diharapkan. Analisis data penelitian dilakukan secara kualitatif-kuantitatif mulai dari siklus pertama sampai siklus kedua. Data yang diperoleh berupa lembar observasi pengamatan aktivitas guru dan peserta didik pada setiap siklus, lembar respon guru dan peserta didik, dan lembar hasil tes kemampuan peserta didik dalam pembelajaran sholat wajib dengan khusyuk menggunakan metode partisipatori pada setiap siklus.

Langkah-langkah pembelajaran dari setiap siklus terlihat sebagai berikut:

Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2019 pada jam pelajaran 5-6. Penelitian tentang kemampuan sholat wajib dengan khusyuk dilakukan di kelas VII E SMP Negeri 1 Taman – Sidoarjo yang diikuti oleh 40 peserta didik.(a).Perencanaan pembelajaran, pada siklus I ini, peneliti mengaplikasikan rencana tindakan 1 dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran yang nyata. Perencanaan tindakan awal adalah berupa pembuatan RPP, penyiapan materi dan media pembelajaran, penyiapan lembar soal, penyiapan lembar pengamatan aktivitas guru dan peserta didik, dan penyiapan lembar respon peserta didik. (b) Implementasi dan observasi, kegiatan pertama diawali dengan guru  mengucapkan salam, mengabsen kehadiran peserta didik, dan membuka pelajaran dengan memberi motivasi tepuk cik dan bom agar anak-anak fokus ke pembelajaran. Hal ini berkisar selama 5 menit.  Dalam kegiatan inti, guru memberi pelatihan tentang cara sholat yang benar dengan bacaan dan artinya. Untuk langkah pertama, guru membagi peserta didik dalam kelompok kecil dengan tujuan untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Kelompok kecil ini hanya berjumlah dua orang saja. Peran aktif guru sebagai fasilitator masih tetap dipertahankan dengan cara guru berkeliling mengontrol dan meninjau kepada semua kelompok secara bergilir. Apabila ada keluhan atau pertanyaan dari peserta didik, guru berusaha untuk mejelaskan sesuai dengan daya tangkap mereka.

Selama tes ini keadaan kelas hening. Setiap pertanyaan peserta didik yang sekiranya penting dan berhubungan dengan tes, dijawab guru dengan logis dan berusaha untuk tidak memecah konsentrasi peserta didik. Setelah berlangsung 30 menit, peserta didik menyerahkan hasil tes kepada guru dan kemudian guru bersama peserta didik melakukan diskusi dengan mencocokkan hasil kerja mereka. Guru bertanya siapa saja yang salah dan berbeda dengan hasil jawaban guru. Ternyata jawaban peserta didik menyatakan bahwa masih banyak mengalami kekurangan tentang pemahaman arti bacaan-bacaan yang terdapat dalam sholat.

Analisis tersebut meliputi kelemahan – kelemahan umum yang terdapat pada pekerjaan peserta didik. Kelemahan – kelemahan hasil tes uji kerja peserta didik yang ada pada siklus I adalah sebagai berikut :

(a). Peserta didik kurang dapat mengartikan bacaan – bacaan yang terdapat dalam sholat sehingga tidak khusuk. (b).Ada beberapa peserta didik yang masih berbicara dengan teman sebangku atau yang lain.

Untuk hasil tes yang dikerjakan secara individu tampak bahwa dari 40  peserta didik, sebanyak 10 peserta didik atau 25 % mendapat nilai antara 70 – 85 dengan keterangan tuntas baik. Peserta didik yang mendapat nilai antara 60 – 69 sebanyak 15 peserta didik atau 37,5% dari keseluruhan peserta didik. Peserta didik ini tergolong tuntas cukup dalam hasil tesnya. Sementara itu yang mendapatkan nilai 59 ke bawah sebanyak 14 peserta didik atau 35 % dan tergolong peserta didik yang kurang atau masih perlu remidi. Ada 1 peserta didik yang tergolong sangat kurang dengan persentase 2,5%. Hasil ini dikarenakan peserta didik masih belum terbiasa dengan model pembelajaran dengan metode partisipatori ini. Nilai rata – rata dalam siklus I ini adalah 63,75 hal ini masih kurang  memenuhi target yang diinginkan , untuk itu perlu adanya perbaikan pada putaran siklus berikutnya.

Siklus kedua dilaksanakan pada hari kamis, 08 April 2019 pada jam pelajaran 1-2.  Penelitian tentang kemampuan sholat wajib dengan khusyuk dilakukan di kelas VII E SMP Negeri 1 Taman – Sidoarjo yang diikuti oleh 40 peserta didik.

Pada siklus II, guru mengimplementasikan hasil refleksi pada siklus I. revisi pada siklus I dikontrol berdasarkan lembar pengamatan aktivitas serta respon guru dan peserta didik . kesalahan pada siklus I diantisipasi agar tidak muncul pada siklus II. Revisi disusun setelah pembelajaran siklus I selesai. Dalam siklus II ini, mulai dimasukan metode partisipatori lanjutan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan respon peserta didik dalam pembelajaran kemampuan sholat wajib dengan khusyuk.

Kegiatan yang dilakukan guru pada siklus II antara lain: Kegiatan pertama diawali dengan guru  mengucapkan salam, mengabsen kehadiran peserta didik, dan membuka pelajaran dengan memberi motivasi tepuk cik dan bom agar anak-anak fokus ke pembelajaran. Hal ini berkisar selama 5 menit.  Adapun kegiatan yang dilakukan sebelum masuk pada tahap implementasi guru melakukan beberapa aktivitas, yaitu (1) guru berusaha menarik perhatian peserta didik ke focus pembelajaran, (2) guru mengemukakan tujuan pembelajaran bahwa pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan kekhussyukan shalat. (3) guru melakukan apersepsi selama 5 menit yaitu  mengajak siswa untuk membaca surat al-fatekhah.

Kemudian guru menjelaskan tentang materi dalam pembelajaran kemampuan sholat wajib dengan khusyuk selama 10 menit. Dalam kegiatan inti, guru memberi pelatihan tentang cara sholat yang benar dengan bacaan dan artinya. Karena kelomok kecil sudah terbentuk pada siklus I, maka guru mulai mengajak sedikit ermainan dengan tidak meninggalkan metode arsipatori. Masing-masing kelompok di beri kartu yang bergambar gerakan sholat serta arti bacaan sholat. Kemudian peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompoknya dan  saling bertanya tentang gerakan apa saja di gambar tersebut dan bagaimana bacaannya. Setelah itu masing-masing kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi .Peran aktif guru sebagai fasilitator masih tetap dipertahankan dengan cara guru berkeliling mengontrol dan meninjau kepada semua kelompok secara bergilir. Apabila ada keluhan atau pertanyaan dari peserta didik, guru berusaha untuk mejelaskan sesuai dengan daya tangkap mereka.

Kegiatan tes unjuk kerja dilakukan selama 40 menit. Alokasi waktu ditambah untuk menghindari kesalahan pada siklus sebelumnya. Peserta didik diminta untuk melaksanakan sholat dengan khusyuk beserta bacan-bacaan dan artinya. Dalam hal ini guru mengoptimalkan metode partisipatori dengan melibatkan peserta didik sendiri untuk berpartisipasi aktif dalam mengejakan tes uji kerja.

Kesalahan-kesalahan pada siklus I dihilangkan seminimal mungkin dan guru memotivasi peserta didik untuk lebih memahami tata cara sholat dengan khusyuk. Masih terdapat  kelemaha-kelemahan hasil tes uji kerja peserta didik yang ada pada siklus II tetapi dalam frekuensi yang sangat kecil. Kelemahan-kelemahan umum hasil tes unjuk kerja peserta didik yang ada pada siklus II ini  adalah sebagai berikut :

Secara keseluruhan hasil belajar peserta didik siklus II ini mengalami peningkatan. Untuk hasil ulangan harian yang dikerjakan secara individu tampak bahwa dari 40  peserta didik, sebanyak 2 peserta didik atau 5 % mendapat nilai antara 86-100 dengan kualifikasi sangat baik. Peserta didik yang mendapat nilai antara 70-85 sebanyak 34 peserta didik atau 85 % dari keseluruhan peserta didik. Sementara itu yang mendapatkan nilai 60-69 sebanyak 4 peserta didik atau 10 % dan tergolong peserta didik yang tuntas cukup. Dari data tersebut diketahui jumlah skor peserta didik keseluruhan adalah 3050 dengan rata-rata 76,25. Hasil nilai pada siklus ini sudah mengalami kenaikan dari rata-rata 63,75 menjadi 76,25. Rata-rata ini sudah sesuai dengan standar ketuntasan maksimum dan sudah memenuhi target penelitian.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui metode partisipatori pembelajaran Kemampuan sholat wajib dengan khusyuk pada peserta didik kelas VII E SMP Negeri 1 Taman-Sidoarjo meningkat. Peningkatan tersebut dapat diketahui dari aktivitas guru dan peserta didik yang terus meningkat dari kondisi awal dan mencapai hasil lebih dari nilai SKM (75,00). Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, data siklus I  menunjukkan peningkatan dengan merespon sangat baik dengan jumlah sebanyak 5 respon berkategori sangat baik atau 45 %. Namun   pada siklus II ada peningkatan tingkat  tara-rata 50%. Nilai hasil tes unjuk kerja pada peserta didik kelas VII E SMP Negeri 1 Taman-Sidoarjo yang berjumlah 40 peserta didik dalam pembelajaran Kemampuan sholat wajib dengan khusyuk dengan metode partisipatori ini sudah mengalami peningkatan dari rata-rata 63,75 pada siklus II menjadi 76,25.

Dari pengalaman melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti memberi saran bagi yang akan menerapkan model pembelajaran partisipatori yaitu:               (a) Hendaknya memotivasi semangat peserta didik untuk lebih mengekspresikan diri dalam proses pembelajaran. (b) Seharusnya melakukan pendekatan kepada peserta didik sehingga dapat mengetahui kelemahan peserta didik. (c) Supaya lebih menekankan peserta didik untuk berperan aktif dalam pembelajaran karena hasil dari pembelajaran berdasarkan pengalaman lebih dipahami peserta didik daripada pembelajaran yang berdasarkan metode ceramah. (d) Ketika melakukan pembelajaran partisipatori, guru disarankan hanya sebagai fasilitator serta motivator. (e) Peserta didik harus lebih mengembangkan Kemampuan sholat wajib dengan khusyuk. (f) Peserta didik diharapkan konsentrasi pada waktu pelaksanaan pembelajaran di kelas. (g) Peserta didik hendaknya aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1991. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara

Permendiknas nomer 41 tahun 2007 tentang standar proses

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Ibrahim,Muslimin.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA

Kusumaningrat, Hikmat, Purnama Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E.2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda Karya

Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contectual Teaching and Learning). Bandung: Angkasa

Nur, Muhammad.1998. Pendekatan-pendekatan Konstruktivis dalam Pembelajaran. Surabaya: IKIP Surabaya

Nur, Muhammad.2001. Pandangan Belajar dan Pembelajaran Konstruktivis. Surabaya: UNESA