Cinta Budaya Cinta Tanah Air bersama Brangwetan Jilid II

60 Pelajar dan Pemuda Ikuti Lokakarya Toleransi

Mojokerto- Sebagai sekolah penerima manfaat, SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo kembali diundang Perkumpulan “Komunitas Seni Budaya BRANGWETAN” dalam menjalankan program CINTA BUDAYA CINTA TANAH AIR (CBCTA) jilid II dalam kegiatan Lokakarya Toleransi untuk Pelajar dan Pemuda & Workshop “Membuat Kampanye Media Toleransi Melalui Media Sosial”, yang diselenggarakan pada Selasa – Kamis, 26 – 28 Juli 2022 bertempat di Hotel Arayana, Jalan Udayana No. 11, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur. Sebagaimana program tahun lalu, tahun ini fokus program tersebut adalah program pelatihan berkelanjutan untuk menumbuh-suburkan dan memperkuat kesadaran berbangsa, cinta budaya dan cinta tanah air di kalangan remaja/pelajar, meningkatkan kemampuan Komunitas Sekolah dalam mempromosikan toleransi melalui Seni Budaya serta membentuk Sekolah Toleransi sebagai pilot project yang dipelopori oleh Kabupaten Sidoarjo.

Duta Toleransi dan perwakilan OSIS SMP Negeri 1 Taman serta guru pendamping. M.Attor F., Quinnslavina Naquita W, Lova Aila V, Balqis Nurfauza K, Naura Mulia N, Rivaldi Satya, Bu Reski Ekapuri Damayanti, S.Pd.

Dalam kerangka acuan kegiatan Brangwetan dijelaskan bahwa sebagai salah satu negara multikultural di dunia, kompleksitas persoalan yang akan dihadapi bangsa ini di masa yang akan datang adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, peserta didik dan generasi muda sebagai penerus bangsa perlu dibekali kemampuan untuk memahami dan mengelola keberagaman suku, agama, budaya, ras, dan bahasa sebagai sebuah potensi/aset. Sebaliknya, jika hubungan yang terbangun pada generasi muda adalah hubungan yang penuh prasangka, kebencian, dan kecurigaan terhadap kelompok yang berbeda, maka potensi lahirnya konflik semakin tinggi.

Bertumpu pada pemikiran di atas, maka pendidikan harus mampu memainkan perannya sebagai wadah untuk menumbuhkan ruang kesadaran tentang pentingnya nilai-nilai kebangsaan, hidup dalam keberagaman, dan kemampuan berpikir kritis terhadap isu-isu yang berkembang di sekitarnya. Melalui pendidikan toleransi diharapkan akan lahir generasi yang memiliki cara pandang yang luas, memiliki sikap menghargai perbedaan, toleran, dan memiliki sikap keberagamaan yang inklusif.

Salam Pancasila dari Kami Peserta Lokakarya Toleransi

Inklusivisme ditandai dengan mudahnya mereka menerima dan bersahabat dengan siapa saja, termasuk orang luar. Fenomena ini, jika dibiarkan tentu akan semakin menggerus nilai-nilai kebangsaan dan tatanan kehidupan yang harmonis sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila. Oleh karena itu, berkembangnya berbagai wacana dan fakta tersebut perlu dikaji bersama dan ditindaklanjuti dengan melibatkan kelompok-kelompok strategis dari berbagai unsur baik dari sisi pengambil kebijakan, ekosistem pendidikan, organisasi berbasis agama, masyarakat sipil, perguruan tinggi, dan seluruh stakeholder terkait.

Dari berbagai kelompok strategis, pendidikan memiliki peran sentral karena pendidikan merupakan investasi mendasar untuk membangun peradaban. Sinergi yang kuat dalam Tri Pusat Pendidikan; institusi pendidikan, keluarga, dan masyarakat, sangat diperlukan dengan mendorong peran serta media digital sebagai “rumah kedua” bagi generasi milenial dan generasi Z.

Menumbuhsuburkan sikap toleran dapat dilakukan melalui Jalan Kebudayaan (Cultural Ways) sebagai solusi tepat yang mesti dikedepankan sekarang ini. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa, karsa, dan hasil karya masyarakat. Sikap toleran dapat ditumbuhkan secara permanen melalui pintu masuk pendidikan (soft treatment) dengan cara melakukan peningkatan nilai-nilai secara evolutif yang melibatkan semua elemen. Hal ini berbeda dengan pendekatan keamanan (security treatment) yang hanya dapat dilakukan sementara untuk mencegah dampak serius yang ditimbulkan sesaat.

Peserta didik sekolah penerima manfaat merupakan aset yang potensial dalam penyebaran toleransi. Peserta didik dengan lingkungan sekolah diharapkan mampu mengembangkan toleransi sebagai manivestasi dari pengetahuan yang diterima dan membentuk karakter untuk saling menghargai sesama peserta didik yang sangat heterogen berbagai agama, suku yang berbeda.

Sedangkan organisasi kepemudaan yang mempunyai pengaruh di lingkungan masing-masing juga diharapkan mampu mengembangkan dan mengampanyekan toleransi di berbagai aktifitasnya. Hal ini diharapkan mampu menekan dan mengampanyekan toleransi sebagai bentuk perwujudan sikap membangun lingkungan dan kebangsaan. Kedua elemen yang mempunyai peran masing-masing perlu dikumpulkan guna diberikan penguatan tentang toleransi dan merumuskan kegiatan yang positif dan mampu menyebarluaskan nilai toleransi di lingkungan masing-masing.

Di dalam kegiatan pengembangan toleransi di lingkungan masing-masing dibutuhkan kemampuan dalam melakukan kampanye toleransi terutama dalan menggunakan media sosial. Untuk mendukung kemampuan komunitas Seni dan Budaya Brangwetan akan melaksanakan kegiatan Lokakarya Toleransi untuk Pelajar dan Pemuda & Workshop “Membuat Media Kampanye Toleransi Melalui Media Sosial”.

Kegiatan lokakarya berdampak langsung terhadap peserta didik dan Organisasi Kepemudaan dalam membuat kegiatan pengembangan toleransi serta berkampanye melalui media sosial. Adapun peserta dalam kegiatan ini adalah Duta Toleransi dan OSIS sejumlah 30 perwakilan dari masing – masing sekolah yakni sekolah SMAN 1 Gedangan, MA Nurul Huda Sedati, SMPN 1 Gedangan, SMPN 1 Taman, dan SMPN 1 Waru dengan perwakilan 6 peserta didik dan 5 guru pendamping. Masing – masing sekolah 1 perwakilan, 10 Organisasi Kepemudaan yakni Puwalan, Gema FKUB, Pemuda Hindu, GKJW, Orang Muda Katolik, Pemuda Budha, Guk Yuk Sidoarjo, Forwas (Forum Wartawan Sidoarjo), Pramuka, IPPNU, IPNU, dan GP Ansor dimana masing – masing OKP 2 perwakilan, 5 Organisasi Perangkat Daerah yakni perwakilan Disporapar, Bakesbangpol, Dispursip, Cabang Dinas Pendidikan Jatim-Sidoarjo, dan Disdikbud Kabupaten Sidoarjo dengan masing-masing OPD 1 perwakilan. Dengan begitu peserta aktif total 60 peserta serta 6 perwakilan Tim Brangwetan dan 5 Nara Sumber.

Adapun peserta didik aktif dari SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo yang mengikuti kegiatan ini diantaranya Lova Aila Varisha kelas VII-A, Quinnslavina Naquita Winarto kelas VIII-B, Mochammad Attor Firmansyah kelas VIII-F, Balqis Nurfauza Khairunnisa kelas IX-J, Naura Mulia Ningrum kelas IX-A, Rivaldi Satya kelas IX-A dan Ibu Reski Ekapuri Damayanti, S.Pd. selaku guru pendamping.

Salam Pancasila Duta Toleransi dan Perwakilan OSIS SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo Bersama Bapak Dodi Pendamping dari Brangwetan

Rangkaian acara hari pertama Selasa, 26 Juli 2022 diawali dengan registrasi peserta, pembagian kamar oleh panitia serta ishoma. Dilanjut pembukaan acara oleh tim Brangwetan, pemaparan materi pertama dengan tajuk ‘Toleransi, Apa dan Mengapa?’ disampaikan oleh Aan Anshori dari JIAD (Jaringan Islam Anti Diskriminasi).

Agar rasa mengantuk menghilang selama mengikuti sesi materi maka peserta dipersilahkan menikmati coffee break. Setelah menikmati coffee break selama 15 menit dilanjut materi ke-2 dengan tajuk ‘Gender dalam Beraktifitas’ disampaikan oleh Nadia Bafaqih yang dikemas sangat menarik dengan sistem diskusi dan tanya jawab.

Tepat pukul 5 sore sesi diakhiri dan berisitirahat serta makan malam. Malam harinya disampaikan materi ke-3 dengan tajuk Peta Keberagaman dan Potensi Konflik di Kabupaten Sidoarjo oleh Heri Purwanto, S.Stp.

Kegiatan hari kedua Rabu, 27 Juli 2022 diawali dengan sarapan pagi, dilanjut dengan kegiatan Review Hari Pertama lalu pemaparan materi ke-4 yakni diskusi dipimpin oleh Tim Brangwetan dengan pembagian Kelompok. Kel I dengan pendamping Abdul Ghofur, Kel II dengan pendamping Dody, sesi diskusi diselingi ,coffee break. Kegiatan diskusi dilanjut sampai pukul 12.00 siang dilanjut ishoma. Setelah ishoma berakhir kegiatan dilanjut dengan paparan hasil diskusi kelompok dari masing-masing peserta yakni jenjang SMP, SMU, dan OKP.

Sesi Diskusi Progam Kerja

Adapun program yang disampaikan oleh peserta didik SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo sebagai perwakilan SMP yang disampaikan oleh Balqis Nurfauza Khairunnisa dan Rivaldi Satya adalah dukungan duta toleransi terhadap progam kerja sekolah yang sudah berjalan yakni BERJIHAT (Bersih, Mengaji dan Sehat), budaya literasi, pembudayaan 6S sebagai pembiasaan karakter serta implementasi Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka.

Progam kerja kedua yang diusung yakni membuat ‘Ruang Persahabatan’. Pelaksanaannya akan bekerjasama dengan OSIS di bawah bimbingan Tim Kesiswaaan. Untuk keanggotaan akan ada media sosial dan promosi bagi peserta didik SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo yang ingin bergabung. Kegiatan presentasi tetap berjalan lanjut Coffee Break. Setelah itu dilanjut paparan materi oleh Seniman Heri ‘Lentho’ Prasetyo, yakni materi ke-4 dengan tajuk Merancang Seni Pertunjukan Berbasis Toleransi.

Sesi Presentasi Proker SMP

Tepat pukul 5 sore sesi materi berakhir dan peserta dipersilahkan untuk rehat dan makan malam. Malam harinya materi ke-5 dengan tajuk Media Sosial, Penting atau Bahaya? disampaikan oleh M.Taufik dari Forum Wartawan Sidoarjo.

Kegiatan di hari ketiga Kamis, 28 Juli 2022 diawali dengan sarapan pagi, review Hari Kedua, kemudian pemaparan materi ke-6 dengan tajuk Praktek Pembuatan Media masih dipimpin oleh M.Taufik dari Forum Wartawan Sidoarjo. Berikutnya, kegiatan diskusi membuat media dan Paparan Hasil Diskusi kelompok yang disampaikan oleh masing-masing sekolah serta menyusun Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL).

Tepat pukul 11.30 materi berakhir, kegiatan coffee break, ishoma dilanjut proses check out dilakukan oleh semua peserta pelatihan. Tepat pukul 13.30 WIB kegiatan pelatihan ditutup oleh tim Brangwetan.

Masih dalam kerangka acuan keuntun Brangwetan, bahwa tujuan dilakukannya Lokakarya Toleransi untuk Pelajar dan Pemuda dan Membuat Kampanye Toleransi Melalui Media Sosial antara lain di Lokakarya Toleransi untuk Pelajar dan Pemuda, siswa siswi sekolah penerima manfaat mempunyai pemahaman tentang toleransi dan pencegahan intoleransi di sekolah, peningkatan pengetahuan dan pemahaman toleransi di organisasi kepemudaan dan cara pencegahannya, adanya kegiatan pengembangan toleransi yang dibuat oleh siswa siswi sekolah penerima manfaat dalan mendukung sekolah yang toleransi, Organisasi Kepemudaan mempunyai agenda dan kegiatan dalam pengembangan toleransi di lingkungan dan mengkampanyekan toleransi dalam aktifitas organisai kepemudaan yang dilakukan, pemahaman Gender bagi siswa siswi sekolah penerima manfaat dan Organisasi Kepemudaan, adanya rencana kerja tindak lanjut pengembangan toleransi di sekolah dan Organisasi Kepemudaan.

Di pelatihan Membuat Media Kampanye Toleransi Melalui Media Sosial diharapkan siswa dan siswi sekolah penerima manfaat memiliki kemampuan dalam membuat konten kreatif terkait toleransi, siswa dan siswi sekolah penerima manfaat mampu menggunakan media sosial dengan bijak dan melakukan kampanye toleransi dengan optimal, meningkatkan kemampuan organisasi kepemudaan dalam hal kemampuan untuk membuat konten kreatif terkait toleransi, organisasi kepemudaan mampu mengotimalkan media sosial sebagai media kampanye dan pengembangan toleransi di kalangan organisasi masing-masing, siswa siswi sekolah penerima manfaat dan organisasi kepemudaan mempunyai rencana kerja tindak lanjut dalam melakukan kampanye toleransi di media sosial.

Dari kegiatan ini, hasil yang diharapkan dari Lokakarya Toleransi untuk Pelajar dan Pemuda yakni meningkatnya pemahaman siswa siswi sekolah penerima manfaat tentang toleransi dan pencegahan intoleransi di sekolah, adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman toleransi di organisasi kepemudaan dan cara pencegahannya, mempunyai kegiatan pengembangan toleransi yang dibuat oleh siswa siswi sekolah penerima manfaat dalan mendukung sekolah yang toleransi, adanya agenda dan kegiatan pengembangan toleransi bagi Organisasi Kepemudaan di lingkungan dan mengkampanyekan toleransi dalam aktifitas organisai kepemudaan yang dilakukan, peningkatan Pemahaman Gender bagi siswa siswi Sekolah penerima manfaat dan Organisasi Kepemudaan, memiliki rencana kerja tindak lanjut pengembangan toleransi di sekolah dan organisasi kepemudaan.

Selanjutnya dari Pelatihan Membuat Media Kampanye Toleransi Melalui Media Sosial diharapkan adalah peningkatan kemampuajn siswa dan siswi sekolah penerima manfaat dalam membuat tulisan, penggunaan media sosial yang bijak oleh siswa dan siswi sekolah penerima manfaat untuk melakukan kampanye toleransi dengan optimal, meningkatnya kemampuan organisasi kepemudaan dalam hal kemampuan untuk membuat tulisan yang baik dan benar, pengoptimalan media sosial sebagai media kampanye oleh Organisasi kepemudaan dalam pengembangan toleransi di kalangan organisasi masing-masing, adanya rencana kerja tindak lanjut siswa siswi sekolah penerima manfaat dan organisasi kepemudaan dalam melakukan kampanye toleransi di media sosial.

SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo patut bersyukur menjadi sekolah penerima manfaat dari progam Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) jilid II Brangwetan dan siap menjalankan progam yang sudah dicanangkan serta siap menjadi sekolah penebar toleransi.

Siapa kita? Bangsa Indonesia
NKRI-Harga Mati,
Pancasila-Jaya,
Toleransi-Milik Kita,
Sidoarjo-Urban.

Penulis -R.E.D.