HIDUPKAN POTENSI ANAK DENGAN PENGHARGAAN

Oleh : Dini Hidayati Haq, S.Pd

Guru BK SMPN 1 Taman – Sidoarjo

 Tak jarang para orang tua selalu menganggap bahwa pilihan orang tua selalu terbaik untuk anaknya, tanpa orang tua memperhatikan siapa diri si anak, apa bakat dan kemampuan yang anak miliki, cenderung memaksakan dan mengekploitasi hanya untuk mewujudkan keinginan dan opsesi orang tua semata dan mungkin juga karena alasan gengsi. Orang tua kurang menyadari bahwa manusia diciptakan Tuhan sebagai sebuah karya Masterpiace, yang tak mungkin tercipta sebagai produk gagal,artinya Tuhan menciptakan manusia dengan bekal kecerdasan yang berragam, bagaimanapun kondisinya manusia diciptakan Tuhan, pasti memiliki kecerdasan yang membanggakan tinggal bagaimana orang tua mampu mengenali dan memberikan pendidikan yang yang terbaik untuk membangkitkan  potensinya, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang membanggakan yakni manusia yang berkembang sisi intelektual, afeksi (perasaan) dan psikomotornya (prilaku). 

Ukuran keberhasilan anak selama ini yang mendapat perhatian lebih hanyalah dari seberapa tinggi angka yg diperolehhanya dalam mata pelajaran disekolah (kecerdasan intelektual). Bahkan yang menjadi titik tolak kepandaian anak dilihat hanya dari sejauh mana anak mampu memperoleh nilai tinggi dalam mata pelajaran yang diunggulan dalam dunia pendidikan kita saat ini yakni: matematika, IPA, B. Inggris dan Bahasa Indonesia. Karena mata pelajaran ini yang menjadi tolak ukur siswa dapat dikategorikan LULUS atau tidaknya dari jenjang pendidikan tertentu. Pendidikan hanya mengutamakan ketercapaian kemampuan fisik dan intelektual sedangkan hal yang lain yang tak kalah pentingnya seperti halnya keberhasilan perkembangan mental dan karakter malah diabaikan bahkan dianggap tidak penting.  Misalnya pendidikan dalam mengolah emosi, kemampuan menghadapi tantangan, menumbuhkan sikap positif, sehingga mental anak yang terlahir didunia saat ini hanyalah manusia yang canggih secara kognitif namun buruk disisi sikap perilakunya atau afeksi dan psikomotornya. Berdasarkan penelitian mutakhir menunjukkan kontribusi kecerdasan intelegensi (IQ) memiliki peluang keberhasilan atau kesuksesan anak hanya sekitar 20% sedangkan 80% keberhasilan anak ditentukan oleh faktor kecerdasan emosional (EQ), spiritual(SQ) dan adversity quotient (AQ).

Jadi kecedasan intelegensi bukanlah satu-satunya kecerdasan yang bisa membawa sang anak menuju sukses dalam masa depannya, setiap anak unik dan memiliki fitrahnya masing-masing, jeli dalam melihat potensi dan mengembangkannya jauh lebih bermakna dalam mengantarkan anak menuju kesuksesannya.

Kenali cerdasku

Menurut Howard Garnerd seorang psikolog dari Amerika menyatakan bahwa dalam diri seorang anak tersimpan satu atau lebih kecerdasan yang siap untuk dikembangkan  diantaranya : cerdas linguistic (kemampuan menganalisis informasi yg berhubungan dg bahasa), cerdas logic math (kemampuan untuk berhitung), cerdas spatial (kemampuan untuk mengenali bentuk, warna dan gambar), cerdas musical (kemampuan dibidang music), cerdas bodily (kemampuan dibidang mengolah tubuh), cerdas Naturalistic (kemampuan dibidang alam terkait kecintaannya dg tumbuhan dan hewan) cerdas interpersonal (kemampuan berinteraksi dengan orang lain, memahami orang lain), cerdas intrapersonal (kemampuan memahami kenginan dan kondisi emosi dirinya)

Bagaimana mengenali kecerdasan atau potensi apa yang anak miliki?? Ada beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk mengenali kecerdasan apa yg ada pada diri si anak diantaranya

  1. sering melakukan aktifitas bersama anak baik di luar ataupun di dalam rumah, amati apa yang menjadi kegemarannya, perhatikan aktifitas yg sering mereka lakukan,
  2. Biarkan mereka mengeksplor kemampuan yang mereka miliki, coba beri mereka tantangan yang terkait dg aktifitas yg sering mereka lakukan berulang namun ingat tanpa memaksakan mereka dan harus berdasarkan kesepakatan dengan mereka misal sering melihat mereka berbicara dicermin bak presenter coba beri aktifitas untuk lebih mengarahkan dengan meminta dia mengekspresikan berbicara di depan anggota keluarga,
  3. Beri perhatian khusus terhadap aktifitas produktif yang mereka lakukan seperti: mengembangkannya dg mengikutkan kursus misal terlihat suka dengan alat music bisa dikursuskan salah satu alat music yg mereka ingin pelajari, suka bermain bola para orang tua bisa memasukkan ke club sepak bola/ futsal,
  4. Membangun komunikasi positif dengan mereka menanyakan seputar hobby, cita-cita yang ingin diraih dimasa depannya, sesuatu hal ingin mereka lakukan, dengan cara ini anak akan merasa ada kedekatan denga orang tua sehingga anak mampu terbuka dengan orang tua.
  5. Beri hak kepada mereka untuk memilih, setiap anak memiliki hak untuk memilih dan menentukan arah masa depannya selama batas apa yang mereka pilih dan putuskan masih wajar dan memiliki dampak positif bagi kehidupan mereka, hak orang tua adalah mengarahkan, membimbing dan memberikan pertimbangan serta dukungan disetiap pilihan yang mereka ambil
  6. Memberikan penghargaan terhadap setiap keberhasilan yg mereka raih sekecil apapun dalam bentuk apapun meskipun hanya ucapan “kamu hebat” “anak bunda luar biasa” itu sudah menjadi kebahagiaan bagi mereka, jangan pernah mencela kegagalan atas putusan/ pilihan yang mereka pilih agar mereka tidak menjadi pribadi yang mudah patah semangat dan akhirnya menarik diri, tetap beri motivasi bahwa kegagalan adalah hal biasa namun bangkit untuk lanjut berusaha jauh luar biasa. Pada hakikatnya menurut Abraham Maslow dalam hirarki kebutuhan (teory motivasi) salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk dihargai dan mendapat penghargaan. Maka anak akan sangat bangga jika setiap aktifitas positifnya mendapat pujian atau penghargaan, bisa dipastikan anak akan semakin bersemangat untuk mengeluarkan bakat yang dimilikinya.

Keuntungan Mengenali Potensi Anak Sejak Dini

Mengenali kecerdasan yang dimiliki seorang anak akan membawa keuntungan tersendiri bagi orang tua. Orang tua akan lebih mudah untuk memberikan perlakuan yang tepat bagi anak memberikan stimulus dan fasilitas yang sesuai bagi perkembangan kecerdasan yang mereka miliki sehingga potensi atau kecerdasan yang mereka miliki mampu berkembang secara optimal, anak akan enjoy menikmati setiap aktifitas yang mereka lakukan tanpa mereka merasakan keterpaksaan dan kejenuhan, anak akan mampu melahirkan sebuah kehebatan yang tidak akan terduga yang mampu membuat kita bangga memilikinya. Dukungan orang tua untuk membangkitkan potensi anak sangatlah dibutuhkan karena dukungan orang tua dan lingkungan sekitar mampu membangkitkan potensi yang anak miliki.

Mematikan Kesempatan Anak Untuk  Sukses

     Hakikatnya semua anak yang terlahir adalah hebat dan memiliki keunikan masing-masing,  mereka siap untuk diasah dan dikembangkan berdasarkan potensi yang mereka miliki. Anak-anak tidak bisa dikatakan mereka bodoh hanya karena mereka tidak bisa pelajaran matematika bisa jadi anak lemah dalam hitungan namum mahir dalam berdiplomasi atau bidang linguistik.

 Jangan pernah memaksakan anak harus bisa menguasai bidang-bidang yang semestinya mereka tidak mampu di bidang itu, seperti ibarat kata jangan pernah memaksa ikan untuk memanjat dan singa mampu berenang, pastinya ikan selamanya tidak akan bisa memanjat karna fitranya ikan hidup diair dan diciptakan dg sirip yang hanya bisa digunakan untuk berenang, ikan tidak bisa dikatakan bodoh karena tidak bisa memanjat karena memang spesifikasi keahliannya ikan hanya berenang, sama halnya dengan anak-anak kita setiap anak pada fitrahnya di ciptakan dengan dibekali keistimewaan yang berbeda-beda. Peran orang tua untuk menumbuhkan potensi anak sangatlah penting pada kita harus sibuk dengan mengupayakan anak untuk menguasai sesuai bidang yang mereka tidak mampu.

Beberapa gejala gangguan psikis yang muncul karena potensi yang tidak tersalurkan bisa dalam bentuk perubahan perilaku yang tampak semisal anak terlihat sering murung, tidak bersemangat melakukan tugas sekolahnya, tampak terlihat tidak bahagia, suka marah, suka mencari perhatian orang sekitar dan tidak mau berbicara. Ketika gejala psikis itu sudah tampak anak akan merasa kehilangan harga diri merasa tidak lagi bermakna, terpaksa melakukan sesuatu hal yang tidak mereka sukai namun tidak bisa membantah, terjebak pada rutinitas yang menurutnya membosankan dan merasa potensi yang mereka miliki tidak berkembang dan dihargai hingga pada satu kasus mereka memilih mengakhiri hidup karena konflik batin yang mereka alami.

Hargai Hebatku Karna Aku Terlahir Hebat

Untuk menghindari kondisi gangguan psikis yang berdampak tidak baik bagi perkembangan anak, mari kembali kita sebagai orang tua untuk sadar diri bahwa anak tidak bisa dipaksakan potensinya seperti ambisi kita, mengekploitasi kemampuan si anak hanya karena gensi orang tua semata,  hargai minat dengarkan keinginan anak sejauh aktifitas yang mereka pilih tidak menyimpang. Sadari bahwa setiap anak terlahir sudah dibekali Tuhan talenta yang siap untuk diasah, Tuhan tidak akan menciptakan suatu karya yang salah hanya manusianya saja yang terkadang memperlakukan amanah Tuhan ini dengan cara yang salah. Berikan kesempatan mereka memilih dan mengeluti aktifitas yang mereka minati beri penghargaan jika mereka berhasil mencapai proses yang optimal sebagai wujud menciptakan generasi pembelajar yang mampu mengembangkan kemampuan dirinya sesuai kecerdasan yang mereka miliki. Bukan sebaliknya, merusak dan membunuh potensi mereka dengan menciptakan kondisi yang justru bisa mematikan semangat belajar meraka