Foto Seluruh Dewan Guru Bersama Kepala Dispendikbud Sidoarjo Bapak Dr. Tirto Adi, M.Pd.
TAMAN – Pagi yang cerah (30/6/2022), ruang Meeting Room Lt.2 dipenuhi kegembiraan oleh para guru yang sedang menyanyikan Mars Literasi dipimpin Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo Bapak Dr. Tirto Adi, M.Pd. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian acara Workshop Penyusunan dan Pendampingan Modul Ajar Implementasi Kurikulum Merdeka SMP Negeri 1 Taman.
Dalam lirik Mars Literasi, tokoh literasi selalu menggelorakan budaya literasi. Mars Literasi dinyayikan dengan nada lagu anak ‘Kalau Kau Suka Hati Tepuk Tangan’.
“Generasi Literat Tepuk Tangan
Generasi Literat Tepuk Tangan
Mari Kita Lakukan Ayo Bersama-sama
Generasi Literat Tepuk Tangan.”
“Generasi Literat Tepuk Dada
Generasi Literat Tepuk Dada
Mari Kita Lakukan Ayo Bersama-sama
Generasi Literat Tepuk Dada.”
“Generasi Literat Tepuk Paha
Generasi Literat Tepuk Paha
Mari Kita Lakukan Ayo Bersama-sama
Generasi Literat Tepuk Paha.”
“Generasi Literat Injak Bumi
Generasi Literat Injak Bumi
Mari Kita Lakukan Ayo Bersama-sama
Generasi Literat Injak Bumi.”
“Generasi Literat Berteriak
(jawab: membaca, menulis, berhitung, bisa)
Generasi Literat Berteriak
Mari Kita Lakukan Ayo Bersama-sama
Generasi Literat Berteriak.”
“Generasi Literat Semuanya
Generasi Literat Semuanya
Mari Kita Lakukan Ayo Bersama-sama
Generasi Literat Semuanya.”
(gerakan dari tepuk tangan, sampai berteriak)
Tidak hanya memimpin Mars Literasi, juga memberikan sambutan. ” Sekolah yang menyelenggarakan kurikulum merdeka belajar harus memperhatikan anti perundungan, lebih banyak memfasilitasi siswa mengembangkan bakat dan minat. Sebagai contoh, pada acara sekolah menugaskan siswa sebagai petugas. Acara Purna Widya, HUT Sekolah, Pentas Kelas, Pentas Seni dan lain-lain. Panggung pendidik dan tenaga pendidik sudah banyak. Namun, untuk siswa masih sangat membutuhkan pengalaman-pengalaman untuk pengembangan dirinya. Belajar menjadi pembawa acara, dirijen, pertunjukkan bakat seni, pembaca doa, dan lain-lain. Bahkan, pembawa acara dapat menggunakan multi bahasa,” katanya.
“Untuk guru saat pembelajaran perlu menguatkan 6 Profil Pelajar Pancasila antara lain berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis dan kreatif. Mengajak refleksi terhadap materi yang dipelajari. Waspada radikalis, dan komunis,” ujarnya.
“Titip 3 hal: bekal spiritual/budi pekerti/karakter, kompetensi, kuatkan literasi dasarnya antara lain numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan,” pungkasnya.
Workshop dilaksanakan dua hari pada tanggal 29-30 Juni 2022. Para peserta mengikuti dengan antusias. Tiga narasumber yang turut mengisi acara yakni Ibu Dra. Siti Fatimah, M.Pd.I. berbagi praktik baik tentang penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah, Bapak Drs. Akmad Junaedi tentang penyusunan rencana pembelajaran/modul ajar dan Ibu Renny Nurwitadiarti, S.Pd. mendiskusikan tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pengawas Dinas selalu setia mendampingi Ibu S. Gustini, S Pd., M.M.
Materi dari para narasumber, menjadi bekal untuk mempersiapkan diri menyambut Tahun Ajaran baru 2022/2023. Melaksanakan kurikulum merdeka belajar, sebagai salah satu pemulihan pembelajaran akibat learning loss. Masa Learning loss merupakan hilangnya pengetahuan dan kemampuan siswa yang bisa dilihat dari menurunnya capaian hasil belajar.
Selamat Berkarya Guru Hebat.
Penulis: Wennysan
Komentar