Tantangan perubahan pembelajaran dari konvensional beralih pada teknologi saat ini dan ke depan, nampaknya tidak ringan. Menuntut pendidik meningkatkan kualitas diri. Salah satunya menggunakan pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Pembelajaran yang mengintegrasikan unsur Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) dan HOTS (High Order Thinking).
Sangatlah tepat seluruh guru SMPN 1 Taman, mengikuti Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan tema Melejitkan Prestasi Siswa dari Pendidik Hebat (Super Teacher) di Convention Hall Ciptaningati Hotel Batu. Pelatihan berlangsung selama dua hari mulai Selasa sampai Rabu, tanggal 23 sampai dengan 24 Nopember 2021.
Sambutan disampaikan oleh Bapak Drs. Achmad Lutfi, M.M. “Pelatihan ini diikuti oleh dua sekolah yang saya pimpin yakni SMPN 1 Taman sebanyak 49 orang dan SMPN 1 Sidoarjo sebanyak 42 peserta. Kami sangat berterima kasih kepada peserta dan panitia yang telah hadir dalam kegiatan pelatihan ini, ” katanya.
“Kegiatan PKB, dilakukan secara dua tahap. Pertama, diselenggarakan di luar sekolah dan tahap kedua di sekolah. Untuk tahap kedua dilaksanakan di sekolah masing-masing dengan tema Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Literasi-Numerasi,” lanjut Pak Lutfi yang juga sebagai Kepala MKKS SMP Negeri se-kabupaten Sidoarjo.
Bapak Dr. Tirto Adi, M.Pd., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, saat memberi sambutan mengungkapkan tantangan guru yaitu ketika Menteri Pendidikan menerapkan konsep merdeka belajar. Perlu didukung oleh seluruh guru. Untuk itu, pelatihan Super Teacher ini sangat sesuai. Sehingga, membuat guru-guru berdaya. Bahkan, tenaga kependidikan juga dapat diberikan pelatihan serupa. Sebagai bagian dari tim di sekolah,” katanya.
“Guru itu menjadi tugas yang mulia, yakni mencerahkan dalam gelap gulita. Maka, kami berharap sebelum mencerahkan, maka guru itu harus tercerahkan terlebih dahulu,” pungkasnya.
Dalam pelatihan ini didapuk narasumber Mr. Nafik Palil, M.M. didatangkan dari The Naff Education Training Consulting. Selama empat jam, seluruh peserta sangat antusias mengikuti pelatihan. “Ada empat kebutuhan abad 21 yakni konsep abad 21 antara lain pola, pengondisian, dan portofolio pelaporan. Dalam konsep abad 21 terdiri dari kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, kreatif dan adaptif. Agar menjadi budaya di sekolah perlu dilakukan pengondisian dengan cara paksa, bisa, terbiasa dan budaya,” katanya.
“Pilihan model pembelajaran abad 21 juga beragam, antara lain brain storming, project based Learning, drilling, dan evaluation,” lanjutnya.
Paparan diberikan Mr. Nafik dengan praktik langsung penggunaan model. Beliau sangat luar biasa dalam penguasaan kelas menggunakan pengantar multibahasa (Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa India, Bahasa Korea dan Bahasa Jawa). Selain itu, dipadukan dengan penggunaan teknik mencatat dengan mind mapping. Sungguh, menarik dan menyenangkan.
Sedangkan narasumber kedua, Ibu S. Gustini, S.Pd., M.M. Pengawas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo. Mendemonstrasikan pelaporan e-kinerja yang diikuti oleh seluruh peserta dari SMPN 1 Taman. Sementara peserta dari SMPN 1 Sidoarjo mengikuti kelas terpisah bersama Bapak Abdul Basith Bahur, M.Pd.
Pada hari kedua Rabu (24/11/2021) dilaksanakan outbond mulai pukul 09.30-11.30 WIB yang diikuti oleh SMPN 1 Taman dan SMPN 1 Sidoarjo. Seluruh peserta sangat kompak dan bersemangat. Pukul 11.30 WIB seluruh kegiatan berakhir.
Pendidik hebat diharapkan memiliki dampak perubahan pada peserta didik baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Peserta didik dapat termotivasi dalam memiliki keterampilan yang diperlukan pada abad 21 yakni kritis, kreatif, kolaborasi dan komunikasi.
Penulis:. Wennysan
Komentar