
Arthur Wellesley pernah berkata, “orang bijak belajar ketika mereka bisa.” Maka dengan itu, seluruh peserta didik kelas 7 dan 8 yang melakukan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berkumpul di aula pada Selasa, 10 Oktober 2023 guna mengikuti penyampaian materi dengan judul “Berbeda Untuk Bersama, Bersama Untuk Indonesia” dengan narasumber bapak Henry Nur Cahyo yang merupakan Ketua Komunitas Brangwetan dan anggotanya, Slamet Budiono.
Acara penyampaian materi dimulai sejak pukul sekitar 07.30 WIB. Raesah sebagai MC membuka kegiatan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama. Lalu dilanjutkan dengan sambutan Bapak Dwi Lafi Noverryanto, S.Pd dan Bapak Syamsul Huda, S.Pd. Materi pun disampaikan oleh Bapak Henry Nur Cahyo yang menjelaskan tentang banyaknya keragaman yang ada di negara Indonesia dan beberapa contohnya. “Perbedaan tidak harus disatukan dan dijadikan sama. Terkadang perbedaan juga diperlukan untuk menyatukan. Penyatuan perbedaan butuh pengorbanan masing-masing pihak. Jangan memaksakan kehendak, jangan mau menang sendiri. Terkadang perbedaan hanya dari cara pandang diri kita sendiri.” Kata Beliau. Bapak Slamet juga mengatakan, “Indonesia menerima semua perbedaan. Kita harus menghargai dan menghormati perbedaan disekitar kita, maupun agama, suku, budaya, dan lain sebagainya, agar mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.”

Penyampaian materi oleh Bapak Henry Nur Cahyo
Penyampaian materi ini diharapkan agar peserta didik dapat mengetahui dan memahami seberapa banyak keragaman yang ada di Indonesia dan peserta didik menjadi tahu bagaimana cara mengatasi perbedaan yang ada.
Seusai kegiatan penyampaian materi, tim jurnalistik SMP Negeri 1 Taman mewawancarai narasumber. “Tanggapan saya sangat bagus, ya. Karena ini juga merupakan proyek kurikulum nasional. Jadi, ternyata yang namanya pancasila itu harus terus-menerus diingatkan, dipelajari, dipahami dan dilaksanakan. Karena itu proyek profil pelajar pancasila ini sangat penting, supaya kita tidak melupakan bahwa kita ini punya sendi dasar yang sangat kuat, yang namanya pancasila itu. Seperti yang saya bilang tadi, bahwa bangsa Indonesia itu bisa bersatu karena adanya pancasila. Tetapi yang lebih penting lagi, Pancasila jangan sampai jadi bahan pelajaran saja, tapi dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.” Ucap Bapak Henry ketika diwawancarai mengenai tanggapan dan harapan adanya kegiatan proyek ini. Beliau berkesan bahwa kegiatan ini sudah bagus. Namun, dengan banyaknya jumlah murid yang ada memang cukup sulit untuk berkonsentrasi. Sementara, Bapak Slamet berkata, “kami sangat bangga. Terimakasih telah mau menerima materi ini, tentang Pancasila yang sudah mulai pudar. Tapi, ini perlu tindak lanjut. Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila langsung dalam kehidupan sehari-hari”. Beliau juga menyampaikan bahwa beliau sangat senang melihat peserta didik SMP Negeri 1 Taman yang bersemangat.
Penulis : Tim Jurnalistik
Editor : Defa Mashuri
Komentar