Pada hari Jum’at dan Sabtu, 13 – 14 September 2024 SMP Negeri 1 Taman mengadakan kegiatan Worskshop pendidikan yang diikuti sekitar 70 guru dan tenaga pendidik dalam upaya mencegah kekerasan dan pengaruh zat adiktif pada satuan pendidikan. Kekerasan dan pengaruh zat adiktif pada saat ini sangat luar biasa ditambah perkembangan zaman yang serba cepat, pengaruh lingkungan keluarga, serta rasa ingin diakui dalam lingkungan masyarakat membuat anak-anak yang tidak dibekali edukasi yang cukup cenderung mudah terpengaruh oleh zat adiktif.
Hal ini selaras dengan yang disampaikan Ibu. Dr. Netti Lastiningsih, M.Pd, Kabid Mutu Pendidikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Sidoarjo yang bertindak selaku narasumber pertama. Beliau menyampaikan bahwa penggunaan zat adiktif di Sidoarjo meningkat sangat pesat, sesuai dengan data penghuni lapas Kelas I Surabaya di Porong perjenis pidana paling banyak narkoba sebanyak 1.508 orang dari jumlah total 2.008 orang. Titik rawan pengedaran narkoba di Sidoarjo berada di bandara, terminal bus, stasiun kereta api, lapas, jasa pengiriman, tempat jasa, dan hotel. Jika dilingkungan sekolah titik rawan berada di toilet sekolah yang seringkali dijadikan tempat peserta didik untuk mengkonsumsi narkoba dan zat adiktif. Penyalangunaan narkoba berdasarkan pekerjaan 460.260 populasi dari peserta didik 9,2% bertindak sebagai pengguna dan pengedar. Untuk pencegahan dan penanggulangan zat adiktif, harus ada edukasi kepada guru dan peserta didik secara kesinambungan dalam setiap pembelajaraan, memberikan sosialisasi tentang zat adiktif, dan membuat komitmen mengenai penggunaan zat adiktif. Setiap warga sekolah harus paham bahwa sekolah aman bukan hanya pada pagarnya saja, tetapi juga dari kesehatan fisik dan mental. Guna menekan angka merokok di kalangan remaja, sebagaimana dengan kebijakan pemerintah yang dikeluarkan pada Permendikbud nomor 64 tahun 2015
Sejalan dengan penggunaan narkoba yang semakin meningkat, kekerasan seksual juga semakin meningkat di Sidoarjo. Narasumber kedua Bapak Dr. Ng. Trito Adi, M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Sidoarjo menyampaikan tentang strategi efektif pencegahan kekerasan dengan menghilangkan 3 dosa besar pendidikan yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.menurut Bapak Tirto Adi,korban kekerasan seksual tidak pandang bulu atau usia. Tak jarang kekerasan seksual dilakukan oleh keluarga dekat, untuk itu penting sekali memahami bahwa anak memiliki empat hak yaitu hak hidup, hak tumbuh kembang, hak pelindungan, dan hak partisipasi. Lebih lanjut Bapak Tirto Adi menyampaikan tentang strategi dinas pendidikan dan kebudayaan dalam mencegah perundungan diantaranya yaitu membuat Satgas TPPK (Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan), mengadakan kegiatan sosialisasi dan pembinaan pencegahan penanggulangan kekerasan bagi tenaga pendidik, paguyuban/komite/wali murid dan peserta didik, kebijakan bahwa seluruh sekolah di Kabupaten Sidoarjo harus mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak (SRA), mengadakan kerjasama dengan DP3AKB Kabupaten Sidoarjo tentang sosialisasi dan pelatihan tentang Sekolah Ramah Anak, dan bekerjasama dengan DP3AKB Kabupaten Sidoarjo serta Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Sidoarjo tentang penanganan pengaduan kekerasan.
Satuan pendidikan sangat berperan penting dalam pencegahan kekerasan dan zat adiktif dengan berkomitmen bersama mewujudkan lingkungan yang nyaman seperti misi dari SMP Negeri 1 Taman yaitu beriman, bertaqwa, mandiri, peduli lingkungan. (Indah Ayu Mardiningsih, S.Pd)
Komentar