Pada hari Jumat, 6 September 2024, pukul 13.00 WIB, SMP Negeri 1 Taman mengadakan Webinar Pendidikan dengan tema “Pemahaman dan Sikap Warga Satuan Pendidikan tentang Kesetaraan Gender di Era Digital”. Webinar ini diadakan melalui platform Zoom dan dihadiri oleh kalangan pendidik serta siswa SMP Negeri 1 Taman.
Tujuan utama webinar ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman warga satuan pendidikan, terutama para pendidik dan siswa, tentang pentingnya kesetaraan gender di era digital. Di zaman yang serba digital ini, isu kesetaraan gender menjadi semakin krusial karena dampak teknologi dan media sosial terhadap pola pikir dan perilaku generasi muda. Oleh karena itu, webinar ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana setiap individu di lingkungan pendidikan dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang adil dan setara bagi semua gender.
Kepala Sekolah Penggerak Angkatan 3 ini, Dra. Masroh Hidajati, M.Pd, menyampaikan pentingnya acara ini sebagai bentuk komitmen SMP Negeri 1 Taman dalam mengedukasi warga sekolah mengenai isu-isu sosial yang relevan di era digital. Beliau berharap acara ini dapat membuka wawasan para peserta untuk lebih memahami isu kesetaraan gender, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. “Kesetaraan gender bukan hanya tentang persamaan hak, tetapi juga tentang menghargai perbedaan dan menciptakan lingkungan yang inklusif,” ujar beliau dalam sambutannya.
Prof. Dr. Sri Warjiyati, SH. MH – Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, sebagai narasumber pertama, memberikan pemaparan mengenai aspek hukum dan kebijakan terkait kesetaraan gender di Indonesia. Beliau menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil dan transparan dalam mendukung kesetaraan gender, terutama dalam sektor pendidikan
Abdul Haris F. A., S. Psi., M.Si – Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, sebagai narasumber kedua, mengulas dampak psikologis dari ketidaksetaraan gender pada siswa. Beliau mengajak para pendidik untuk lebih peka terhadap tanda-tanda ketidaksetaraan yang mungkin dialami oleh siswa, baik dalam interaksi sosial maupun penggunaan teknologi digital
Pak Abdul Haris memberikan penekanan penting tentang bagaimana teknologi digital dapat menjadi pisau bermata dua dalam isu kesetaraan gender. Di satu sisi, teknologi memberikan peluang untuk menyuarakan hak-hak dan keadilan gender, namun di sisi lain juga bisa memperkuat stereotip dan bias gender jika tidak digunakan dengan bijak. “Siswa perlu didampingi dalam menggunakan media digital agar mereka bisa memilah informasi yang benar dan tidak terjebak dalam bias gender,” ungkap beliau.
Melalui webinar ini, diharapkan siswa tidak hanya memahami konsep kesetaraan gender secara teoritis, tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, para siswa diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif dalam lingkungan sekolah dan komunitas mereka terkait dengan isu kesetaraan gender.
Perwakilan dari peserta didik M. Raffa Satria Ardhani kelas IX-I bertanya kepada Prof Sri, Apakah ada perbedaan pemberian tugas terhadap peserta didik perempuan dan laki-laki?karena menurut pengalaman Raffa bahwa tugas yang dia terima lebih banyak dari peseta didik Perempuan. Profesor Sri menjawab bahwa, untuk pemberian tugas terhadap peserta didik tergantung pada kemampuan masing-masing peserta didik itu sendiri selama dalam konteks pembelajaran, karena sekolah SMP Negeri 1 Taman menganut kurikulum Merdeka belajar.
Dalam webinar kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kesetaraan gender di era digital bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai jika setiap warga pendidikan dapat berperan aktif dalam mendukungnya. Kedua narasumber menekankan pentingnya kolaborasi antara pendidik, siswa, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil. Kesetaraan gender harus diperjuangkan, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam tindakan nyata di setiap aspek kehidupan. Dengan terselenggaranya webinar ini, SMP Negeri 1 Taman semakin memperkuat komitmennya dalam mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang inklusif dan setara bagi semua gender. (SUMIATI, S.Pd.,M.Pd.I)
Komentar